Rabu, 26 September 2012

Biadab! TKW Indonesia Diperkosa 7 Pria Secara Brutal

Kepolisian Kota Makkah menemukan seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia di checkpoint Al Jabal jalan pesisir Laith Makkah dalam kondisi memprihatinkan.
Dalam informasi kepolisian Makkah yang dirilis salah satu Koran harian Arab Saudi menyatakan, pembantu rumah tangga Indonesia yang berumur 20 tahun dipukuli dan diperkosa oleh tujuh pria yang sedang mabuk.
Kepolisian setempat menyatakan, pembantu rumah tangga Indonesia tersebut berawal meninggalkan rumah majikannya dengan seorang pria muda untuk melakukan hubungan intim di salah satu rumah rekannya di kota Jeddah.
"Dua pria memanggil 5 orang rekannya untuk menemuinya di suatu tempat di jalan Laith Makkah. Sebelumnya kedua pria tersebut membeli minuman alkohol di kota Jeddah dan setelah itu bertemu dengan rekannya di salah satu tempat dimana mereka telah melakukan pemerkosaan secara bergantian terhadap pembantu rumah tangga Indonesia,” ujar Kepolisian setempat.
Pembantu Indonesia tersebut ditemukan polisi pada hari Selasa (27/12/2011) waktu setempat dalam kondisi memprihatinkan, kelelahan dan tidak mampu berjalan. Saat ini dia sudah dilarikan ke Rumah Sakit di daerah Jarwal kota Makkah.
"Ini tindakan biadab, apalagi dilakukan di wilayah kota Makkah. Entah sampai kapan penderitaan TKI di Arab Saudi ini berakhir. Apapun motif mulanya, Pemerintah Indonesia sebaiknya menunjukkan sikap tegas untuk menuntut pelaku dihukum seberat-beratnya. Ingat !!! Pemerkosaan masuk dalam kategori hukuman mati, jadi jangan hanya mereka yang bisa menuntut hukuman mati terhadap TKI,” ujar Plt. Ketua Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan, Sharief Rachmat.
"Harapan PDI Perjuangan kiranya KJRI Jeddah dapat bertindak cepat, diantaranya mencari mengujunginya sekaligus biodata korban," sambung Sharief.
Kepolisian setempat telah melakukan perburuan besar-besaran terhadap tersangka. Dan sementara itu Kepolisian Makkah mengatakan telah menangkap sekelompok yang terdiri diantaranya warga Saudi, Yaman, dan Sudan.

Semburan Gas Membawa Berkah

FENOMENA semburan gas yang terjadi di Dusun Batu Lengkong, Desa Gugul, Kec Tlanakan, Pamekasan, membawa berkah tersendiri bagi warga sekitar. Meski gas yang menyembur belum dimanfaatkan, namun warga bisa meraih keuntungan dengan menyediakan jasa parkir. Besarnya Rp 1.000.
Meski begitu, bukan berarti hasil parkir tersebut digunakan sendiri, melainkan untuk membantu pembangunan masjid di sekitar lokasi. ”Hasilnya untuk membangun masjid Mas, bukan untuk pribadi,” ujar Ishak warga setempat.
Menurut dia, warga terpaksa menyediakan jasa tempat parkir karena setiap hari pengunjung semakin berdatangan untuk melihat semburan gas di desa mereka. Dengan adanya jasa parkir tersebut, warga yang berkunjung tidak lagi khawatir kendaraannya hilang. (radar)

Kebutuhan Pupuk Pamekasan 74 Ribu Ton

PAMEKASAN  - Kebutuhan pupuk di Pamekasan, Madura, pada musim tanam kali ini diperkirakan mencapai 74.839,95 ton.
Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pamekasan Isye Windarti di Pamekasan, Sabtu (12/11/2011) menjelaskan, perkiraan kebutuhan pupuk pada musim tanam kali ini sama dengan kebutuhan pupuk pada musim tanam sebelumnya.

“Pada musim tanam sebelumnya, kebutuhan pupuk di Pamekasan juga seperti itu,” ucapnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan usulan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) kelompok tani yang ada di 178 desa dan 11 kelurahan yang ada di Pamekasan, kebutuhan pupuk Pamekasan diketahui sebanyak 74.839,95 ton.
Menurut dia, kebutuhan pupuk itu terdiri dari berbagai jenis, seperti urea, SP36, ZA, NPK dan pupuk organik lainnya.
“Jadi jumlah kebutuhan yang mencapai 74 ribu ton lebih ini meliputi semua jenis pupuk,” ujarnya, menjelaskan.
Untuk pupuk jenis urea diperkirakan membutuhkan sebanyak 25.830,43 ton, SP36 sebanyak 10.052,16 ton, pupuk jenis ZA sebanyak 14.444,56 ton, NPK 10.363,80 ton dan pupuk organik sebanyak 14.048,00 ton.

Pamekasan Menuju Sanitasi Sehat

Bagaimana rasanya tinggal di daerah yang kondisi lingkungan masih dikatakan belum sehat? Fasilitas air bersih dan sanitasi yang memprihatinkan, sampai kapan ini selesai? Tim DIMSUM ITS mengunjungi Lokasi Desa Bukek berada di sekitar 2 Km dari tempat Telecenter Pamekasan (Jl. Raya Tlanakan Km. 7 Desa Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan). Sedangkan Desa Terak berada di sekitar 5 km dari tempat Telecenter Pamekasan.


Secara umum, kondisi masyarakat desa Bukek dan desa Terak tidak banyak perbedaan. Sebagian besar mata pencarian masyarakat adalah bertani dan memiliki kehidupan yang sederhana. Begitu juga dengan sarana air bersih dan sanitasinya. Terdapat tiga sumber air bersih yang digunakan warga Desa Bukek dan Desa Terak yakni air sumur milik warga setempat, air sumur bor dari WSLIC dan air PDAM. Sosialisasi TSSM yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam BAB agar menjadi lebih baik.

Sisi lain dari tujuan sosialisasi tersebut adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi. Dari tujuan tersebut, petugas pengarah berharap nantinya tidak akan ada masyarakat yang BAB dengan cara kucingan (pindah-pindah tempat). Syarat minimal WC yang diberikan oleh petugas adalah WC dengan sistem cubluk. Pola Pikir Masyarakat Mengenai WC berdasarkan survey yang telah dilakukan, lebih dari 50% masyarakat menggunakan WC dengan sistem cubluk. Namun, pola pikir mereka mengenai WC yang layak adalah WC dengan sistem WC leher angsa (WC jongkok). Pola pikir tersebut muncul karena banyak masyarakat yang mengeluh mengenai kondisi WCnya. Beberapa keluhan yang disampaikan antara lain bau, keamanan, lokasi WC yang jauh dari rumah, dan konstruksi WC.

Masyarakat sebenarnya ingin mengubah WC cubluk menjadi WC leher angsa, namun permasalahan ekonomi menjadi faktor utama tidak dilaksanakannya keinginan tersebut. Pengubahan WC cubluk menjadi WC leher angsa memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan penghasilan masyarakat rata-rata 10.000/hari dinilai sangat sulit untuk melakukan perubahan tersebut. Akibatnya masyarakat merasa cukup dengan menggunakan WC cubluk.

Gara-Gara Pengerukan Pasir Liar, DKP Urungkan Niat Tanam Pohon Manggruf

Maraknya pengerukan pasir liar disejumlah titik  pesisir utara dan selatan dipamekasan membuat dinas kelautan dan perikanan pemkab pamekasan mengurungkan niatnya untuk menanam pohon Manggruf.
Salah satu diantaranya didesa Baddurih kecamatan pademawu (Pesisir Laut selatan) dan Desa Batu Kerbui Kecamatan  Pasean (Pesisir Laut Utara).
Dua desa tersebut seperti yang disampaikan  Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Pemkab Pamekasan  Nurul Widiastutik merupakan salah satu desa dipamekasan yang masyarakatnya menambang pasir secara ilegal. Sehingga, berdampak terhadap kelestarian lingkungan disekitar laut.
Dikatakan, dua desa tersebut kondisi alam sekitarnya sangat memprihatinkan dan tidak dimungkinkan ditanami pohon Manggruf. ” Kondisi Laut Pesisir  2 Desa Tersebut Sudah Memprihatinkan, Dan Tidak Memungkinkan Untuk Menanam Mangruf ”. Ungkapnya.
Selain itu lanjut nurul, Kedalaman pinggir pesisir laut, akibat pengerukan pasir juga menjadi alasan utama DKP mengurungkan niat dan lebih baik ditanam di desa yang sekiranya memungkinkan untuk ditanami  pohon Manggruf .” Kedalaman Pinggir Laut Menjadi Kendala Juga, Dan Lebih Baik Kami Alihkan Ke Desa Yang Memungkinkan Bisa Ditanami Pohon Manggruf”. Tuturnya.
Nurul menambahkan, pengerukan pasir tersebut bukan hanya berdampak terhadap lingkungan sekitar pesisir laut itu saja. Tetapi,Juga berdampak terhadap desa lain yang ada bergandingan dengan desa yang kerap kali pasirnya ditambang. Semisal, desa batu kerbui, gelombang lautnya juga berdampak terhadap desa tlontoh rajeh kecamatan pasean. ”Imbasnya bukan hanya didesa itu saja. Tapi, desa tetangga juga di kena gelombang laut”. Imbuhnya.
DKP bukan hanya mengurungkan  niat menanam pohon manggruf saja. Tetapi, DKP juga mengancam tidak akan memberikan bantuan sedikitpun yang berkenaan dengan kelestarian lingkungan dan bantuan yang sifatnya menjadi kebutuhan nelayan terhadap desa yang ketahuan menambang pasir secara liar dan belum jerah. ” Bukan hanya pohon manggruf saja. Tetapi, bantuan lainya juga tidak akan kami berikan”. Kesalnya.
Ironisnya kata nurul, beberapa bulan yang lalu pihak DKP berencana akan mengambil gambar sekitar pesisir laut yakni di Desa Baddurih. Kedatangan DKP kedesa tersebut bukan disambut baik oleh masyarakat . Tetapi justru, malah dilempari pasir basah oleh masyarakat.
Nurul berharap, Agar komponen masyarakat yang ada didesa tersebut terutama tokoh masyarakat dan perangkat desa termasuk kepala desa. Berperan peting untuk menghentikan masyarakat yang melakukan penambangan pasir secara ilegal dan dialihkan untuk mencari pekerjaan lain yang bermamfaat dan tidak berdampak terhadap lingkungan laut.” Tokoh Masyarakat Dan Kepala Desa Menjadi Peran Peting Untuk Menghentikan Masyarakatnya Melakukan Penambangan Pasir Secara Liar”. pungkasnya
Ketua Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM) Moh. Zaini juga membenarkan temuan DKP terkait penambangan pasir liar. Bahkan, BMM sendiri dalam beberapa waktu yang lalu telah melakukan audensi dan turun jalan (demostrasi) meminta ketegasan kepada eksekutif dan legeslatif terkait penambangan pasir liar. Khususnya diwilayah pantura.” Kami telah meminta ketegasan kepada eksekutif dan legeslatif untuk menindak tegas oknom yang menambang pasir secara liar”. Tegas Zaini.
Aktivis mahasiswa  asal pasean ini menambahkan, jika tradisi ini tidak secepat mungkin ditangani. Bukan, tidak mungkin rumah warga yang ada disekitar pantai akan ambruk.” Sekarang sudah banyak yang ambruk, apalagi tahun-tahun selanjutnya”. Katanya.a ini

Volume Air PDAM Tlanakan Dikeluhkan

PAMEKASAN-Pelayanan PDAM Pamekasan terus mendapat sorotan. Kali ini giliran pelayanan PDAM di Kec Tlanakan yang mendapat sorotan. Sebab, sebulan terakhir volume aliran PDAM di wilayah setempat kurang memuaskan.vJalen, salah satu pelanggan di Dusun Tengah I, Desa Larangan Tokol, Kec Tlanakan mengatakan, selain mengecil, kadang air sering macet.
”Kita merasa rugi kalau tetap bayar, kondisi aliran airnya tetap seperti ini,” sesalnya kepada koran ini kemarin (20/5). Pihaknya mendesak agar pihak PDAM segera merespons kondisi tersebut. Kalau tetap dibiarkan, kata Jalen, hal itu berarti menunjukkan PDAM tidak memiliki komitmen yang baik untuk melayani pelanggan.
Dikonfirmasi, Kepala PDAM Tlanakan Jalil mengakui volume air mengecil. Itu dikarenakan sumber air makin menyusut. Sehingga, lanjutnya, pelanggan harus giliran mendapat aliran air. Ditanya terkait upaya untuk mengatasi persoalan mengecilnya volume air, Jalil belum bisa memberikan jawaban yang pasti. Pihaknya juga menyatakan, salah satu hal yang menyebabkan aliran air tersendat karena pompa air terbakar. ”Namun, hal itu sudah bisa diatasi,” terangnya.
Sekarang ini, lanjut Jalil, sudah bisa dioperasikan lagi. Jalil membantah jika pelanggan yang terganggu terlalu banyak. ”Hanya lima pelanggan yang sempat mati aliran airnya karena pompa yang mati,” imbuhnya. Sehingga pelanggan yang aliran airnya mengecil  tidak mencakup keseluruhan pelanggan di Kec Tlanakan. (radar)

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)

Demokratisasi merupakan salah satu tujuan reformasi di Indonseia, dengan demokratisasi diharapakan akan tercipta keadaan yang lebih baik, keadilan lebih terjaga, kesempatan lebih merata, karena masyarakat bisa lebih aktif mengawasi dan memberikan masukan kepada Pemerintah, sementara itu Pemerintah juga akan semakin bijak dalam menyikapi setiap tuntutan masyarakat, dan semakin cerdas dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Hal ini mendorong perlunya upaya pemberdayaan semua sektor secara kompetitif dan transparan yang bermuara pada  peningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Dalam pemberdayaan semua bidang tatanan kehidupan tentunya diperlukan adanya partisipasi masyarakat secara utuh, sedangkan Pemerintah dalam hal ini cukup memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga akan tercipta komunikasi yang sinergis, baik dalam menginformasikan issu-issu pembangunan maupun menerima masukan dari masyarakat dengan mengedepankan iklim yang lebih terbuka dalam menerima, mengolah dan melayani informasi publik.

Ini merupakan paradigma baru dalam pranata kehidupan di era demokrasi dan otonomi, dimana informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting, karena dari informasi ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan yang akan merubah sikap dan perilaku masyarakat, masyarakat akan menjadi cerdas, berpengetahuan, trampil dan mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Oleh sebab itu dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di perlukan wadah yang legitimate yang keberadaannya diakui publik. Wadah yang dimaksud adalah Kelompok Informasi Masyarakat ( KIM ) yang berperan sebagai agen informasi di tengah-tengah masyarakat, dengan adanya KIM di dalam masyarakat akan mampu menjembatani kepentingan Pemerintah dengan masyarakat atau sebaliknya secara horizontal.

Informasi menjadi “barang” yang paling berharga saat ini dan menjadi “alat” untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk memperoleh dan mengelola informasi butuh partisipasi aktif dari masyarakat itu sendiri. Diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan paradigma komunikasi dengan masyarakat (communication with the people) bukan lagi komunikasi untuk masyarakat (communication for the people).

Dengan latar belakang tersebut maka dibentuklah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang merupakan konsep alternative dalam mengatasi hambatan informasi di lingkungan masyarakat terutama masyarakat pedesaan. KIM adalah suatu lembaga layanan publik yang diebntuk dan dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai kebutuhannya.